Deskripsi
[spoiler title=”Tanaman ini asalnya dari mana?”]
Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.
[/spoiler]
[spoiler title=”Apa manfaat lain tanaman selain dikonsumsi buahnya?”]
Manfaat utama tanaman duku sebagai makanan buah segar atau makanan olahan lainnya. Bagian lain yang bermanfaat adalah kayunya yang berwarna coklat muda keras dan tahan lama, digunakan untuk tiang rumah, gagang perabotan dan sebagainya. Kulit buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan sebagai obat anti diare dan obat menyembuhkan demam. Sedangkan kulit kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri, sedangkan tepung kulit kayu digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
[/spoiler]
[spoiler title=”Tanaman ini cocoknya dimana dan syarat tumbuhnya bagaimana?”]
Kisaran tempat tumbuh tanaman cempedak meliputi daerah yang cukup luas, dengan ketinggian antara 1-700 m di atas permukaan laut, bahkan sampai 1.300 m di atas permukaan laut. Tanaman ini menyukai hidup di daerah yang relatif basah dengan curah hujan cukup tinggi yaitu antara 2.500-3.000 mm/tahun. Tanah yang gembur dan berdrainasi baik merupakan jenis tanah yang diinginkan untuk pertumbuhannya.
[/spoiler]
[spoiler title=”Varietas tanaman yang sudah beredar apa saja dan bagaimana ciri/perbedaannya?”]
Varietas duku di Indonesia, diantaranya ; Pontianak, Rasuan, Palembang, Matesih, Kumpeh, Srigading, Woro, Padang Batung, Bulungan, Sabu, Prunggahan Tuban, Tembung, Muaro Panco, Ruslan, Madu
[/spoiler]
[spoiler title=”Berbuah berapa tahun sejak ditanam?“]
Tanaman duku yang diperbanyak dengan biji, biasanya mulai berbunga sekaligus berbuah pada umur tanaman 12 tahun bahkan lebih. Sedangkan untuk tanaman duku yang pembibitannya secara vegetatif seperti pencangkokkan atau sambungan dapat berbuah lebih cepat yaitu pada umur 8 tahun.
[/spoiler]
[spoiler title=”Umur produktif tanaman sampai berapa tahun?”]
Pohon duku yang berumur 10 tahun dapat menghasilkan 40-50 kg, buah duku meningkat menjadi 80–150 kg pada umur pohon 30 tahun
[/spoiler]
[spoiler title=”Bisa berapa banyak produksi per pohon buahnya? Ada musim ga?”]
Produksi buah duku 80 – 300 kg per pohon/tahun tergantung umur, iklim dan varietas tanaman.
[/spoiler]
[spoiler title=”Hama dan penyakit apa saja yang sering menyerang tanaman? Tanda-tanda / gejala serangannya seperti apa?”]
Hama
1) Kelelawar
Buah duku yang diincar kelelawar adalah buah duku yang matang dan siap dipanen. Pengendalian: untuk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dengan membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yang terbuat dari anyaman bambu.
2) Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun dan batang duku. Pengendalian: (1) dengan cara pemeliharaan dan perawatan tanaman sebaik mungkin; (2) menggunakan insektisida yang sesuai dengan jenis hama yang mengganggunya.
3) Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
Gejala: menyerang buah duku yang sudah matang, sehingga buah duku berlubang dan busuk bila air hujan masuk ke dalamnya. Pengendalian: sama kutu perisai.
4) Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama yang menutupi kuncup daun dan daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai.
Penyakit
1) Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yang berbahaya karena menyerang pohon dan buah duku. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) disemprot dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
2) Penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporiods)
Gejala: adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal dan juga menyebabkan kerugian pasca panen. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) disemprot dengan fungisida sesuai dengan peruntukannya masing-masing obat.
3) Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang dan ranting yang nampak kering. Pengendalian: (1) dengan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) dilakukan dengan disemprot dengan fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis untuk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dengan anjuran pada label masing-masing obat.
[/spoiler]
[spoiler title=”Jenis Duku”]
1. Duku Sumber
Duku sumber berasal dari daerah Kudus, Jawa Tengah. Di daerah Kudus dan sekitarnya, jenis duku ini cukup banyak diminati konsumen karena beberapa kelebihannya. Ukuran buahnya relatif seragam dalam satu pohon, rata-rata lingkar buahnya 7 cm. Kulit buahnya tipis dan berwarna cokelat muda cerah. Daging buahnya jernih seperti kaca, tak berbiji, mempunyai rasa manis legit; dan beraroma harum. Pohon yang besar dan dewasa dapat menghasilkan sekitar 300-400 kg per musim panen.
2. Duku Matesih
Asal duku ini dari daerah Karanganyar, Jawa Tengah. Bentuk buah bulat dengan ukuran agak besar, lingkar buahnya kira-kira 10-11, 5 cm. Kumpulan buah dalam tandannya tidak begitu lebat. Kulit buahnya tipis, tak bergetah dan berbintikbintik karena tercemar kotoran semut. Dalam setiap buah terdapat 5-6 siung. Daging buahnya kenyal, berwarna putih, dan rasanya manis menyegarkan dengan kadar air yang banyak. Pohonnya yang sudah dewasa, dalam satu musim panen dapat berproduksi antara 300-400 kg/pohon.
3. Duku Kalikajar
Jenis duku ini berasal dari daerah Purbalingga, Jawa Tengah, tepatnya Desa Kalikajar. Buahnya mempunyai bentuk seperti buah duku lainnya, yaitu bulat agak lonj ong dan ukurannya relatif agak besar. Kulit buahnya tipis dan berwarna relatif seragam yaitu kuning cerah. Daging buahnya bening, kenyal, dan rasanya manis serta segar karena kandungan airnya banyak. Bijinya kecil dan jumlahnya relatif sedikit. Produksi rata-rata pohon dewasa antara 1,5-2,0 kuintal/ musim.
4. Duku Condet
Duku condet merupakan salah satu jenis duku unggul yang berasal dari daerah sekitar Condet, DKI Jakarta. Buah duku kebanggaan warga Jakarta ini berbentuk bulat agak lonjong. Salah satu keistimewaannya adalah kulitnya tipis dengan warna kuning agak ` kecokelatan. Daging buahrlya berwarna putih jernih dan rasanya manis. Persentase daging buahnya berkisar antara 52-64%. Ukuran bijinya relatif kecil. Termasuk jenis duku langka sehingga keberadaannya dilindungi. Sosok tanaman duku berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 40 m. Buahnya terdapat dalam dompolan dompolan. Pada waktu muda buah duku berwarna hijau dan bergetah. Setelah tua berubah menjadi kuning dan sedikit getahnya. Bentuk buahnya bulat atau bulat telur dengan diameter antara 2-4 cm. Daging buahnya tebal, berwarna putih bening, rasanya manis, dan tersusun dalam siungan-siungan. Bijinya kecil, berwarna hijau, rasanya pahit, dan terdapat di dalam daging buah.
5. Duku Palembang
Merupakan salah satu duku unggul dari Sumatera Selatan. Bentuk buahnya bulat atau bulat lonjong. Kulit buahnya tipis, halus, berwarna kuning agak kecokelatan, dan sedikit mengandung getah. Daging buahnya bening dan rasanya manis. Persentase daging buahnya antara 64-77%. Keistimewaannya, duku ini jarang sekali berbiji. Dari sekitar 10-15 buah, biasanya hanya dijumpai sebuah duku yang berbiji. Produktivitas tanaman yang mulai berbuah rata-rata 12 kg/pohon/tahun, sedangkan tanaman yang sudah dewasa dapat menghasilkan 800-900 kg/pohon/tahun.
[/spoiler]
Ulasan
Belum ada ulasan.